bab 3 : budidaya ternak unggas petelur

                      BAB 3
  BUDI DAYA TERNAK UNGGAS                                 PETELUR

1.       Ayam Ras Petelur

              

Ayam ras petelur adalah jenis ayam unggul yang induk atau nenek moyangnya merupakan ayam impor yang telah mengalami perbaikan genetik melalui proses persilangan dan seleksi dengan tujuan produksi sebagai penghasil telur. Persilangan dan seleksi dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti sekarang.  Dalam setiap persilangan, sifat jelek selalu dibuang dan sifat baik akan dipertahankan, sehingga terciptalah ayam petelur unggul. Nenek moyang ayam ras petelur merupakan ayam impor. Ayam tipe petelur dapat memproduksi telur relatif banyak dalam waktu yang singkat.
Adapun ciri-ciri ayam ras petelur adalah sebagai berikut:
v Mudah terkejut (nervous)
Bentuk tubuh ramping
v Cuping telinga berwarna putih
v Kerabang kulit telur berwarna putih
v Efisien dalam penggunaan ransum untuk membentuk telur
v Tidak memiliki sifat mengeram
·           Produksi telur yang tinggi yaitu 200 butir/ekor/tahun, bahkan bisa mencapai 250 – 280 butir/ekor/tahun.
Ayam ras petelur akan pertama bertelur kira-kira pada saat berumur 5 bulan dan akan terus bertelur sampai umurnya mencapai 10-12 tahun.  Pada umumnya, produksi telur terbaik terjadi pada tahun pertama.
Tipe Ayam Petelur:
a.         Ayam Ras Petelur Tipe Ringan
Ayam ras petelur tipe ringan atau ayam ras petelur putih adalah ayam ras petelur yang khusus dibudidayakan sebagai penghasil telur saja sehingga produksi daging sedikit dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·      badan ramping, kurus mungil
·      bulunya berwarna putih bersih
·      berjengger merah
·      mampu bertelur lebih dari 260 butir per tahun
·      relatif sensitif terhadap cuaca panas dan keributan
·      mudah kaget yang berdampak pada penurunan produksi
·      Adapun contoh bangsa yang termasuk ayam ras petelur tipe ringan adalah leghorn.

b.        Ayam Ras Petelur Tipe Medium
Ayam ras petelur tipe medium disebut juga sebagai ayam ras tipe dwiguna dan ayam ras petelur coklat.  Disebut sebagai ayam ras tipe dwiguna karena mampu menghasilkan telur dan daging yang relatif cukup banyak.  Dikatakan sebagai ayam ras petelur coklat karena memiliki bulu dan telur yang berwarna coklat.
Adapun ciri-ciri lain dari ayam ras petelur tipe medium adalah :
·      memiliki ukuran dan bobot badan berada di antara ayam petelur tipe ringan dan ayam ras pedaging.
·      ukuran telur yang dihasilkan besar.
·      dalam satu kelompok ayam, ada yang bersifat suka mengeram.
·      bersifat relatif tenang.
·      Contoh strain ayam ras petelur tipe medium adalah hysex brown dan isa brown.
Demikian  penjelasan mengenai jenis-jenis dari ras ayam petelur yang telah di jelaskan diatas. Sekarang kita minimal sudah bisa membedakan ciri-ciri dari ras ayam petelur tersebut.
2.       Ayam Kampung Petelur
         

Ayam kampung merupakan salah satu varietas dari ayam buras yang paling dikenal oleh masyarakat luas. Pengertian ayam buras meliputi seluruh ayam bukan ras atau selain ayam negeri pedaging dan petelur. Dengan demikian, yang tergolong ke dalam jenis ayam buras adalah jenis-jenis ayam kampung, ayam kedu, ayam nunukan, dan ayam pelung. Ayam kampung, ayam kedu, dan ayam nunukan memiliki kemampuan bertelur lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung lainnya. Oleh karena itu, jenis ayam tersebut baik digunakan sebagai ayam petelur.
Ayam kampung memiliki ciri-ciri:
-       Warna bulu bervariasi, ada yang putih, kuning kemerahan, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut
-       Bentuk tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan ayam petelur ras dan penampilannya terlihat lebih lincah
-       Produksi telur mencapai 115/ekor/tahun dengan bobot telur 43,6 gram/butir

Ayam Kedu
Ayam kedu banyak dijumpai di daerah Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Ayam kedu merupakan persilangan dari ayam dorking yang dibawa Raffles dengan ayam buras daerah Dieng. Berdasarkan warna bulunya ayam kedu dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu ayam kedu hitam, kedu putih, dan kedu campuran (misalnya warna bulu blorok lurik). Dari ketiga ayam kedu tersebut, yang paling disukai adalah ayam kedu hitam. Ayam kedu petelur yang baik mempunyai ciri-ciri fisik sebagai berikut:
-       Jenggernya bergerigi 6-9 buah dan jika besar biasanya letaknya terkulai ke samping. Sementara, bentuk kepalanya panjang dan rata
-       Panjang lehernya sedang, berbulu banyak, dan tebal           
-       Dadanya tidak lebar, punggungnya rata atau agak miring ke arah ekor, sayapnya tertutup kuat, letak sayapnya rata, serta memiliki perut yang besar, lebar dan dalam
-       Pada usia dewasa, beratnya mencapai 1,4-1,6 kg. Mulai bertelur pada usia sekitar 134 hari

Ayam Nunukan
Kekhasan ayam nunukan terutama terlihat pada ayam jantannya. Ayam nunukan jantan berpenampakan besar, tegap, namun terlihat kurang gagah karena bulu sayap dan ekornya tidak tumbuh sempurna. Bulu ekornya pendek sehingga tampak seperti dipotong.
Bulu sayap dan ekor ayam nunukan betina tumbuh sempurna. Warna bulunya kuning agak keclokatan atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Warna kulit dan paruh umumnya kuning. Sosok lebih kecil dari yang jantan. Pada umur dewasa, ayam nunukan betina beratnya mencapai 1,9 kg. Dan yang memiliki daya bertelur tinggi biasanya adalah yang berekor panjang.

3.       Itik Petelur
Itik Tegal
Itik petelur adalah itik yang diternakkan dengan tujuan utama menghasilkan telur. Saat ini sudah begitu banyak jenis itik petelur dengan produktivitas cukup tinggi. Berikut adalah jenis itik petelur yang dikembangkan di Indonesia.
a.    Itik Cirebon (Rambon)
Jenis itik Rambon banyak terdapat di Jawa Barat, terutama di daerah Cirebon. Ciri-ciri itik rambon:
v memiliki bentuk tubuh langsing, tingginya 45-50 cm dan langkahnya tegap
v jika dilihat dari arah kepala, leher, punggung, dan terus ke belakang, bentuk tubuhnya menyerupai botol dengan kepala kecil
v mata terang dan lehernya kecil bulat
v memiliki postur tubuh mirip itik tegal. Itik rambon memiliki ciri khusus yaitu pada umur 4-6 bulan memiliki bulu sayap berwarna putih
v itik rambon jantan memiliki bobot rata-rata 1,4 kg, sedangkan yang betina 1,2 kg
v bulu itik rambon kebanyakan berwarna merah tua atau coklat, ada juga yang berwarna putih, bosokan, dan jarakan.
v Itik rambon mencapai dewasa kelamin pada umur 140 hari, mulai bertelur pada umur 154 hari (22 minggu) dengan masa produktif selama 10 bulan
v Produksi telur itik rambon mencapai 256-260 butir/ekor/tahun
v Bobot telur mencapai 65-70 gram/butir
b.    Itik Mojosari                              
Itik Mojosari merupakan itik petelur unggul. Apabila itik Mojosari digembalakan di area sawah yang subur, itik ini mampu menghasilkan telur 200 butir/ekor/tahun. Bila dipelihara dengan intensif, produksi telurnya bisa meningkat rata-rata 265 butir/ekor/tahun. Warna bulu itik jantan dan betina jenis ini tidak berbeda. Tetapi diantara jenis kelamin ini adalah 1-2 ekor yang melengkung ke atas pada itik jantan. Bobot badan dewasa itik mojosari mencapai 1,7 kg dan bobot telur mencapai 65-69 gram.
c.    Itik Alabio
Itik Alabio disebut juga itik Banar, itik ini banyak dikembangkan di Kalimantan Selatan, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utaran dinamakan itik Alabio karena itik yang berasal dari Amuntai – Kalimantan Selatan ini banyak dipasarkan di Kecamatan Alabio. Itik jenis ini merupakan hasil persilangan asli Kalimantan dan itik peking. Alabio merupakan nama salah satu kota di kabupaten Hulu Sungai, Kalimantan Selatan.
Ciri-ciri itik alabio adalah sebagai berikut:
v Bentuk kepala itik kecil dan membesar ke bagian bawah.
v Warna paruh dan kakinya kuning.
v Bentuk badan segitiga dan membesar ke bawah.
v Warna bulu betinanya kuning-keabuan dan cenderung blorok (brontok). Warna bulu jantannya abu-abu kehitaman.
v Mulai produktif bertelur setelah berumur 6 bulan
v Jika dipelihara secara intensif mampu berproduksi mencapai 250 butir/ekor/tahun
v Bobot telurnya berkisar 65-70 gram/butir

d.   Itik Tegal
Itik tegal berasal dari daerah Tegal, Jawa Tengah.
Ciri-ciri itik tegal:
o   Itik Tegal mempunyai ciri khas yaitu bentuk badan tegak lurus (tidak horizontal). Pada saat berjalan dan jika dilihat dari arah kepala leher, punggung sampai ke belakang bentuknya menyerupai botol.
o   Warna bulu itik Tegal cukup bervariasi tetapi warna yang paling banyak dijumpai adalah kecoklat-coklatan atau total-total kecoklatan.
o   Bobot rata-rata 1,5 kg/ekor
o   Produktivitas telur mencapai 230-250 butir/ekor/tahun
o   Bobot telur mencapai 70 gram

e.    Itik Bali
Itik Bali disebut juga itik penguin karena bentuk tubuhnya yang hampir tegak berdiri seperti penguin. Memiliki ciri khas jambul pada bagian kepalanya yang kecil, itik ini dapat pula dimanfaatkan sebagai unggas hias selain sebagai itik petelur.

Ciri-ciri itik bali adalah sebagai berikut:
v Itik ini biasanya mempunyai gombak atau jambul diatas kepalanya.
v Warna bulunya biasanya putih atau belang putih.
v Bentuk badan sama dengan itik tegal (itik jawa), namun lebih langsing dan lebih tegak.
v Daya bertelurnya berkisar antara 150 butir sampai 220 butir per itik per tahun.
5.)  Ukuran telur itik bali tergolong kecil, beratnya sekitar 59 gram per butir.

f.     Itik Magelang
Itik Magelang mempunyai kemampuan produksi telur hingga 200-230 butir/ekor/tahun. Mempunyai badan yang cukup besar dan ciri khas yang paling utama adalah di lehernya terdapat warna putih melingkar seperti kalung sehingga disebut juga itik kalung.
g.    Itik Khaki Campbell
Bentuk spesifik itik Khaki Campbell:
v Bulu berwarna coklat abu-abu muda pada itik betina, pada itik jantan berwarna khaki coklat tua. Bulu pada kepala, leher dan punggung berwarna kehitam-hitaman berkilau
v Kaki tegap, berwarna hitam pekat
v Profil tubuh: bulat memanjang dan horizontal pada itik betina, pada itik jantan profil langsing, bulat dan horizontal
v Leher agak gemuk dan pendek pada itik betina, pada iti jantan agak besar, gemuk relatif pendek
v Paruh panjang lurus berwarna hitam, pada yang jantan bentuknya melebar
v (6) Tanda khusus yaitu warna kulit telur putih
v (7) Berat badan dewasa untuk betina 1,8 kg dan jantan 2 kg.

4.       Puyuh Petelur
Ada banyak jenis puyuh. Namun, tidak semuanya populer, khususnya bagi masyarakat Indonesia. Yang paling banyak diternakkan adalah Coturnix c. japonica. Peternakan jenis puyuh tersebut lebih banyak atau mudah dijumpai di daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yokyakarta, dan Sumatra. Di daerah lain ada, tetapi jumlahnya memang masih sedikit jika dibandingkan dengan daerah-daerah tersebut.
Coturnic c.japonica
                                         
Coturnix c.japonica memiliki produktivitas telur cukup tinggi, yaitu mencapai 250-300 butir/ekor/tahun. Ciri-ciri puyuh Coturnix c.japonica sebagai berikut:
o   Kepala, punggung, dan sayap berwarna coklat tua dengan garis coklat muda berkombinasi totol-totol hitam.
o   Warna bulu dadanya kombinasi totol-totol yang lebih jelas, bagian perutnya berwarna coklat muda cerah.

o   Puyuh betina memiliki bulu warna coklat yang lebih terang dengan warna coklat muda bergradasi putih kebawah, bagian lehernya berwarna putih yang lebar. Ukuran tubuh betina lebih besar dibanding puyuh jantan.

Komentar